Minggu, 17 Agustus 2014

Di Mana Doa Kita?

Pada Januari 1991, Perang Teluk II meletus. Harapan dan doa ratusan juta manusia sirna. Tiga tokoh dikenang dan dinilai berkaitan dengan perang tersebut.

Saddam, "Pemimpin yang Diilhami" (begitu salah satu gelarnya), yang merasa bangsanya berhak bangsanya memiliki Kuwait, sehingga merebut dan enggan menanggalkannya; Fahd, "Pelayan Dua Tanah Suci" (demikian gelar yang dipilihnya), yang mengundang dan mengizinkan wilayahnya digunakan oleh pasukan multinasional untuk mengusir Irak yang dianggap agresor; dan Bush, yang populer sebagai Pemimpin Negara Demokrasi dan Polisi Keamanan Dunia", menabuh genderang perang, menarik picu, dan menekan tombol. Hasilnya adalah gemerlapannya langit Baghdad dengan "panah-panah api" yang mengintai, menyembur, serta membakar jiwa dan peradaban manusia.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...